Kamis, 29 April 2010

Informasi Software Terbaru

Microsoft menandatangani kesepakatan dengan National White Collar Crime Center (NW3C) untuk mendistribusikan Computer Online Forensic Evidence Extractor (COFEE) guna kepentingan bidang forensik digital.

NW3C merupakan organisasi keanggotaan nirlaba yang didedikasikan untuk mendukung proses penegakan hukum, investigasi dan pendakwaan terhadap berbagai bentuk kejahatan yang melibatkan teknologi tinggi.

Untuk itu, Microsoft menyediakan COFEE bagi para agen penegak hukum dalam membantu mereka menganalisa dan menyelidiki kasus-kasus kriminal kompleks yang dilakukan para pelaku kejahatan melalui internet dan teknologi komputer.

Net Security, Rabu (14/10/2009) melansir, COFEE memanfaatkan teknologi forensik digital untuk membantu para penyelidik mengumpulkan bukti berupa aktivitas berkomputer secara langsung yang digunakan untuk melakukan kejahatan.

“Tantangan umum dalam hal investigasi kejahatan cyber adalah kebutuhan untuk mengadakan analisa forensik pada komputer,” kata juru bicara Microsoft.

“Sementara bukti-bukti seperti proses penggunaan komputer saat sistem tengah aktif dan jaringan data seringkali hilang dan menguap begitu saja saat komputer dimatikan. Padahal, bukti ini berisi berbagai informasi yang bisa menjadi penguat dalam proses investigasi dan pendakwaan,” tambahnya.

Dengan COFEE operator komputer tidak memerlukan keahlian khusus untuk menangkap beragam informasi. Pengguna komputer awam sekalipun dapat dibimbing menggunakan pre-configured COFEE dalam waktu kurang dari 10 menit.

Hal ini memungkinkan mereka bisa ambil bagian dalam mengoperasikan perangkat forensik digital untuk mengumpulkan bukti-bukti kuat yang dibutuhkan untuk proses investigasi. (rah)

Rabu, 28 April 2010

Perkembangan Software Komputer

Komputer merupakan mesin yang memproses fakta atau data menjadi informasi. Komputer di gunakan orang untuk meningkatkan hasil kerja dan memecahkan berbagai masalah. Yang menjadi pemroses data atau pemecah masalah itu adalah perangkat lunak.

Bentuk terkecil dari perangkat lunak adalah operasi aritmatik dan logika. Dari operasi dasar ini di susun program atau perangkat lunak.

Tingkat pemrosesan yang di kerjakan perangkat lunak pun dari machine-like, mulai berubah seperti human-like. Di dalam teori informasi, di susun hirarki informasi, mulai dari data/ fakta, kemudian setelah proses seleksi dan pengurutan menjadi sesuatu yang berguna menjadi informasi. Informasi yang di susun secara sistematis dengan suatu alur logika tertentu menjadi knowledge. Dan pada akhirnya gabungan knowledge yang di gabung dari berbagai sisi guna membangun wisdom.

Data yang di proses pun telah banyak berubah, yang semula hanya berupa data bilangan dan karakter merambah ke audio visual (bunyi, suara, gambar, film). Sejauh perkembangan hingga saat ini, seluruh proses menggunakan format data digital dengan satuan bit (binary digit).

Rabu, 07 April 2010

PEMBUATAN KOMPOS



Kompos merupakan hasil perombakan bahan organik oleh mikrobia dengan hasil akhir berupa kompos yang memiliki nisbah C/N yang rendah. Bahan yang ideal untuk dikomposkan memiliki nisbah C/N sekitar 30, sedangkan kompos yang dihasilkan memiliki nisbah C/N < 20. Bahan organik yang memiliki nisbah C/N jauh lebih tinggi di atas 30 akan terombak dalam waktu yang lama, sebaliknya jika nisbah tersebut terlalu rendah akan terjadi kehilangan N karena menguap selama proses perombakan berlangsung. Kompos yang dihasilkan dengan fermentasi menggunakan teknologi mikrobia efektif dikenal dengan nama bokashi. Dengan cara ini proses pembuatan kompos dapat berlangsung lebih singkat dibandingkan cara konvensional.

Pengomposan pada dasarnya merupakan upaya mengaktifkan kegiatan mikrobia agar mampu mempercepat proses dekomposisi bahan organik. Yang dimaksud mikrobia disini bakteri, fungi dan jasad renik lainnya. Bahan organik disini merupakan bahan untuk baku kompos ialah jerami, sampah kota, limbah pertanian, kotoran hewan/ ternak dan sebagainya. Cara pembuatan kompos bermacam-macam tergantung: keadaan tempat pembuatan, buaday orang, mutu yang diinginkan, jumlah kompos yang dibutuhkan, macam bahan yang tersedia dan selera si pembuat.

Yang perlu diperhatikan dalam proses pengomposan ialah:

a) Kelembaban timbunan bahan kompos. Kegiatan dan kehidu­pan mikrobia sangat dipengaruhi oleh kelembaban yang cukup, tidak terlalu kering maupun basah atau tergenang.

b) Aerasi timbunan. Aerasi berhubungan erat dengan ke­lengasan. Apabila terlalu anaerob mikrobia yang hidup hanya mikrobia anaerob saja, mikrobia aerob mati atau terhambat pertumbuhannya. Sedangkan bila terlalu aerob udara bebas masuk ke dalam timbunan bahan yang dikompos­kan umumnya menyebabkan hilangnya nitrogen relatif banyak karena menguap berupa NH3.

c) Temperatur harus dijaga tidak terlampau tinggi (maksimum 60 0C). Selama pengomposan selalu timbul panas sehingga bahan organik yang dikomposkan temparaturnya naik; bahkan sering temperatur mencampai 60 0C. Pada temperatur tersebut mikrobia mati atau sedikit sekali yang hidup. Untuk menurun­kan temperatur umumnya dilakukan pembalikan timbunan bakal kompos.

d) Suasana. Proses pengomposan kebanyakan menghasilkan asam-asam organik, sehingga menyebabkan pH turun. Pembalikan timbunan mempunyai dampak netralisasi kemasaman.

e) Netralisasi kemasaman sering dilakukan dengan menambah bahan pengapuran misalnya kapur, dolomit atau abu. Pemberian abu tidak hanya menetralisasi tetapi juga menambah hara Ca, K dan Mg dalam kompos yang dibuat.

f) Kadang-kadang untuk mempercepat dan meningkatkan kuali­tas kompos, timbunan diberi pupuk yang mengandung hara terutama P. Perkembangan mikrobia yang cepat memerlukan hara lain termasuk P. Sebetulnya P disediakan untuk mikrobia sehingga perkembangannya dan kegiatannya menjadi lebih cepat. Pemberian hara ini juga meningkatkan kualitas kompos yang dihasilkan karena kadar P dalam kompos lebih tinggi dari biasa, karena residu P sukar tercuci dan tidak menguap.



Cara praktis pembuatan bokashi jerami - pupuk kandang

Pembuatan kompos sebaiknya dikerjakan: (1). dalam bangunan yang memiliki lantai rata, keras dan bebas dari genangan air, serta adanya atap yang melindungi dari terik matahari dan hujan, (2). dekat dengan sumber bahan organik: jerami, pupuk kandang, sampah, sekam, dedak dll., (3). dekat dengan sumber air, dan (4). transportasi mudah. Alat yang diperlukan: Garuk atau cangkul, Pemotong rumput atau sabit, Gembor, Ember, Cetakan kayu dan Karung atau plastik.

Bahan

1. Jerami dicacah halus 3- 5 cm : 500 kg

2. Pupuk kandang : 500 kg

3. EM-4 : 500 mL

4. Gula pasir : 250 g



Cara pembuatan:

1. Larutan EM-4. Masukkan 20 mL EM-4 + 10 g gula pasir + air bersih 1.000 mL ke dalam jerigen tertutup rapat, digojok merata dan difermentasikan selama 24 jam.

2. Jerami + pupuk kandang dicampur merata di atas lantai.

3. Tambahkan larutan EM-4 ke kemudian diaduk merata sehingga kadar lengas dalam adukan tersebut sekitar 30%. Ambil segenggam bakal kompos tersebut, jika diperas air mulai menetes.

4. Buat gundukan setinggi 60 cm, tutupi dengan karung goni.

5. Setiap 2 hari gundukan tersebut diperiksa, jika temperatur > 50 oC gundukan harus dibongkar dan dianginkan. Setelah dingin buat gundukan kembali, tutup dengan karung goni. Jika terlalu kering tambahkan larutan EM-4.

6. Setelah 3 minggu gundukan dibongkar. Kompos diayak dengan saringan kasa 2 cm. Bahan yang tidak lolos saring dikomposkan kembali.



Penggunaan bokashi

Takaran penggunaan secara umum 2 kg/m2. Begitu sampai di lahan kompos harus segera dicampur merata dengan tanah. Kompos yang tidak segera digunakan dapat disimpan. Kompos terlebih dahulu dikering anginkan, kemudian dimasukkan dalam karung plastik yang kedap air dan berwarna gelap. Karung tersebut disimpan ditempat yang kering, terlindung dari hujan dan cahaya matahari langsung.